Kamis, 22 Desember 2011

KADO UNTUK AYAHKU

10 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 25 juni 2011 adalah hari yang tidak akan aku lupakan. karena di tanggal itu ayahku yang sangat aku kagumi berulang tahun. Di tanggal itu mimpi ayahku melihat anaknya menjadi atlet pencak silat harus kandas. Dan dihari itu yang membuat aku seperti ini. 1bulan sebelum tanggal itu, aku membaca salah satu informasi di mading sekolahku yang membuat kaki ku terpaku disitu dan ingin membacanya dengan detail. Pengumumannya adalah tentang pertandingan pencak silat pelajar SMA se-JABODETABEK dan merebutkan piala presiden. karena bibit-bibit petarung pencak silatku sudah ada sejak aku kecil dan diwariskan dari ayahku, aku pun tertarik untuk mengikutinya. dan yang membuatku sangat bersemangat adalah pertandingan finalnya akan diadakan tepat pada hari ulang tahun ayahku. setelah membacanya aku pun kembali ke kelasku. dan ketika dikelas aku tak henti-hentinya membayangkan bahwa aku kan jadi juaranya. bel pulang sekolah pun berbunyi, aku langsung berlari ke parkiran motor sekolahku. ketika aku sampai dirumah, aku langsung mencari kakak ku. dan ternyata kakak ku sedang di kamarnya. aku ceritakan semuanya tentang pengumuman di mading sekolah tadi. aku pun meminta kakak ku tuk jadi pendampingku di pertandingan itu.

" mas tadi di sekolah aku melihat informasi pertandingan pencak silat se-jabodetabek dan merebutkan piala presiden. aku mau ikut pertandingan itu."
"lalu?" tanya kakak ku.
"aku mau mas jadi pendamping ku di pertandingan itu."
"kenapa gak ayah aja?" kata kakak ku.
"pertandingan itu pas hari ulang tahun ayah, jadi aku mau kasih kejutan ke ayah."
"oh begitu. yawdah nanti aku akan jadi pendampingmu."
"tapi jangan bilang-bilang ke ayah dan ibu ya."

hari demi hari aku lalui dengan berlatih. dan tak terasa besok hari yang aku tunggu-tunggu tiba juga. hari pertamaku menginjak lapangan pertandingan saat upacara pembukaan, hatiku berdetak kencang sekali. namun dengan keyakinanku yang sangat tinggi untuk menjadi juara rasa gerogiku pun hilang. setelah upacara pembukaan itu, kakak ku memanggilku untuk ke atas bangku penonton. disana kakak ku memberikan arahan kepada ku. dan setelah sekian lama aku menunggu, nama ku pun di panggil dan bersiap-siaplah aku sambil melakukan pemansan sedikit. dan kakak ku kembali memberi arahan kepadaku.

"sekarang waktunya tiba, kamu harus bermain dengan baik kalo kamu memang ingin memberi kejutan kepada ayah." kata kakak ku sambil meyakikanku.
"ia mas." jawab ku.

dua ronde aku lalui, dan kemenangan pun berpihak pada ku. di hari pertama aku bermain 3kali. dan tuhan masih memberikan kemengan kepada ku. dua hari berikutnya aku masih di beri kemengan. aku tak menyangka aku bisa lolos hingga 16 besar dari 250 peserta. seperti biasa setelahnya aku sampai di rumah kakakku mengevaluasi pertandingan tadi. lawan yang aku hadapi semakin lama semakin berat. dan lagi-lagi tuhan mempermudah jalan ku tuk memasuki babak final. aku sungguh tak menyangka.

"kini kamu sudah lolos kebabak final. lawan mu tidak sama lagi seperti yang kemarin, tentunya dia lebih bagus sehingga dia bias lolos ke babak final."kata kakak ku
"kamu yakin gak?" tanya kakak ku.
"aku yakin. karena semua ni demi ayah." jawab ku.

juara adalah harga mati untuk ku. aku harus berjuang sepenuh kekuatan ku. aku yakin aku menang, aku yakin aku juara. gong penanda mulainya pertandingan dimulai tlah di bunyikan. tak tik yang di berikan kakak ku aku coba terapkan. ternyata tidah mudah untuk mengalahkannya karena dia adalah juara tahun lalu. sorak-sorak penonton terdengar sangat keras. 1,2,3 babak tlah aku lakukan, saatnya pengumuman pemenang. kakakku yang berdiri di sudut lapangan berdo'a dengan khusyu. aku pun tlah pasrah akan semua, karena aku tlah berjuang semampuku. dan pada saat juri meniupkan pluit, bendera merah pun diangkat. bertanda akulah pemenangnya. langsung saja aku sujud syukur atas kemenngan itu. aku pun tidak menyangka bahwa aku di nobatkan sebagai petarung terbaik.

setelah penyerahan piala, aku pun langsung pulang menuju rumah untuk memberikan hadiah itu untuk ayahku. karena perasaan senang yang menggelora dalam diriku, aku memacu kencang motorku. dan ketika di perempatan aku terkaget karena melintas sebuah container. aku tak bisa menghindar karena laju motorku yang terlalu kencang. kaki ku terlindas oleh ban mobil itu. kakak ku terpental jauh. aku dan kakakku pun di bawa kerumah sakit. dan tak lama ayah dan ibuku datang. ayahku menemui dokter yang menanganiku, dan dokter itu pun berkata bahwa kaki ku harus di amputasi. mendengar hal itu pun aku sedih dan aku mersa tak lagi berguna hidupku ini. beberapa hari setelah kakiku di amputasi, aku meminta kakakku untuk mengambilkan piala yang sudah hancur itu.

"mas tolong ambilkan piala di lemari itu."
"ayah ini kado untuk ayah, ma'af kadonya rusak." kata ku.
"makasih nak. ini kado tidak akan ayah buang walau sudah rusak. ini kado yang terindah untuk ayah." kata ayah ku sambil mengelus kepalaku.
"mas makasih ya kemarin dah mau dampingi aku"
"ia. besok-besok ngebut lagi ya." kata kakak ku sambil meledek ku.

mimpi ayah ku melihat anaknya menjadi atlet pencak silat memanglah gagal. namun kebanggaan ayahku tidak berkurang. karena kini, aku dan kakakku menjadi pelatih timnas pencak silat indonesia.